Solusi Hama dan Penyakit pada Jagung

Indonesia adalah salah satu negara penghasil jagung terbesar di dunia, dengan menempati posisi ke-8 dalam daftar negara penghasil jagung. Produksi jagung di Indonesia terus meningkat, dengan total produksi mencapai 15,21 juta ton pada tahun 2024, mengalami kenaikan sebesar 2,98% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, melakukan budidaya jagung memiliki tantangannya sendiri. Jika tidak diatasi, hal ini dapat mengurangi hasil produksi jagung. Salah satu tantangan budidaya jagung adalah keberadaan hama dan penyakit. Apa solusinya?

Tantangan Budidaya Jagung

Ada banyak tantangan dalam budidaya jagung. Ini termasuk keterbatasan teknologi dan kurangnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi modern, dampak bencana alam seperti banjir, keterbatasan modal dan pemasukan yang tidak tetap, serta hama dan penyakit yang dapat menyebar dan merusak. Tantangan-tantangan ini dapat mengarah pada kerugian petani karena hasil panen yang menurun dan kualitas produk yang menurun. Salah satu tantangan terbesar para petani adalah hama dan penyakit. Apa saja jenis-jenisnya?

Hama dan Penyakit pada Jagung

1. Hama

Ada berbagai jenis hama yang bisa berada di sekitar tanaman jagung kita. Jika tidak dikendalikan, tanaman kita akan mengalami penurunan hasil panen. Beberapa tidak akan bisa dipanen, dan sisanya mungkin memiliki kualitas yang rendah sehingga harga jual pun ikut menurun.

Beberapa jenis hama yang terkenal pada tanaman jagung adalah lalat bibit, ulat grayak, penggerek batang, belalang, dan ulat tanah. Hama-hama ini memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kondisi tanaman. Misalnya, lalat bibit. Lalat bibit adalah hama yang menyerang tanaman jagung muda. Serangan dimulai ketika telur diletakkan di permukaan daun atau batang, dan larva yang menetas akan melubangi batang, menyebabkan layu dan kematian tanaman. Ulat tanah yang aktif di malam hari juga dapat merusak akar serta bagian bawah tanaman, menyebabkan pertumbuhan terhambat atau gagal panen.

2. Penyakit

Jagung juga dapat mengidap banyak jenis penyakit yang membahayakan tanaman dan dapat menurunkan jumlah produksi serta kualitas panen. Beberapa di antaranya adalah penyakit bulai, karat daun, hawar daun, busuk tongkol, dan bercak daun. Penyakit-penyakit ini banyak disebabkan oleh jamur, salah satunya, penyakit bulai yang diakibatkan oleh jamur Peronosclerospora sp.. Bulai ini biasanya menyerang daun, mengakibatkan daun menjadi kuning dan layu. Busuk tongkol, muncul akibat jamur seperti Fusarium spp. dan Diplodia spp., terjadi ketika jamur menyerang bagian tongkol jagung, menyebabkan pembusukan dan kerusakan pada biji. Gejala termasuk perubahan warna biji menjadi coklat dan berkurangnya kualitas hasil panen.

Bagaimana kita bisa mengatasi dan mengendalikan penyebaran hama dan penyakit pada tanaman jagung kita untuk menghasilkan hasil panen yang optimal?

Sumber: Kampustani.com

Solusi Mengatasi Hama dan Penyakit pada Jagung

Apa saja solusi hama dan penyakit pada jagung? Ada beberapa cara kita bisa mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman jagung. Ini termasuk pemilihan varietas jagung, menjaga sanitasi lahan, rotasi tanam, dan melakukan pengendalian hayati. Pengendalian hayati adalah metode yang menggunakan organisme hidup untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, termasuk pada jagung. Metode ini semakin populer karena menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan daripada dengan penggunaan pestisida kimia. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan mikroba yang adalah lawan dari hama dan penyakit tersebut, yakni Trichoderma sp.. Penerapan Trichoderma harzianum, misalnya, dapat membantu mengendalikan penyakit jamur pada jagung dengan cara bersaing dengan patogen dan menghasilkan senyawa antimikroba.

Selain Trichoderma sp., salah satu agen pengendali hayati lain adalah bakteri Bacillus spp.. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit hawar daun pada tanaman jagung. Bacillus bekerja dengan cara menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat menekan perkembangan jamur patogen, baik secara in vitro maupun in vivo.

Kedua jenis mikroba ini terdapat dalam komposisi BIO-TRENT dan DECOTRENT, serta versi padat dari pupuk organik hayati BIO-TRENT, yaitu AZOTRENT. DECOTRENT sendiri mengandung Trichoderma sp. dan mampu merombak bahan organik (sebagai dekomposer). Selain itu, DECOTRENT juga bersifat agensia hayati dengan cara mengoloni rhizosfer (lapisan akar) dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen yang merusak tanaman. Bakteri Bacilus sp., yang dapat melarukan fosfat dan kalium dalam tanah dan menghambat peertumbuhan patogen lain juga terkandung di dalam DECOTRENT dan BIO-TRENT (temasuk AZOTRENT).

Penutup

Ketiga produk tersebut diproduksi oleh PT. Biosindo Mitrajaya yang merupakan perusahaan yang berfokus pada penguraian bakteri dengan bantuan mikroba di dalam produk-produk yang dihasilkan. Dengan menggunakan bahan-bahan serta cara yang alami dan organik, tidak hanya menjaga tanaman Anda tetap sehat, juga dapat mendukung pelestarian lingkungan. BIO-TRENT dan AZOTRENT juga dapat membantu mengolah tanah tempat kita menanam tanaman jagung kita sehingga tetap subur untuk jangka waktu yang lama. Ini dapat menjaga kestabilan kualitas hasil panen.

Silakan pesan BIO-TRENT, AZOTRENT, dan DECOTRENT melalui akun resmi Shopee PT. Biosindo Mitrajaya. Mari kita jaga tanaman jagung kita tetap sehat agar dapat menghasilkan hasil panen yang berlimpah dan sehat. Kita sebagai petani juga bisa mendapatkan keuntungan yang terus bertambah.

 

BACA JUGA

Rekomendasi Produk Pupuk BIO-TRENT

Manfaat Kandungan Gizi Jagung Bagi Tubuh

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
PRODUK UNGGULAN

Konten Terbaru Lainnya

Artikel

Manfaat Susu Kedelai

Susu kedelai, atau susu soya, adalah salah satu alternatif susu

Hubungi Kami Untuk Dapatkan Penawaran Terbaik

Punya pertanyaan atau ingin melakukan konsultasi lebih lanjut terhadap kebutuhan Anda saat ini? Hubungi kami untuk mendapatkan layanan konsultasi profesional tanpa biaya sekarang juga

× Konsultasi