Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat penting di Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun budaya. Beberapa orang menjalankan budidaya kopi, namun, tahukah Anda apa saja resiko atau tantangan dalam melakukan budidaya kopi? Mari kita bahas di artikel berikut ini!
Menurut data tahun 2024, Indonesia menempati urutan keempat sebagai produsen kopi di dunia. Negara kita memiliki sekitar satu setengah juta petani yang menjalankan perkebunan kopi dan perusahaan produksi mereka sendiri. Ini berarti, budidaya kopi merupakan salah satu faktor penting bagi pergerakan ekonomi negara karena juga menyangkut urusan ekspor.
Faktor Tantangan Budidaya Kopi
1. Iklim
Perkebunan kopi memiliki tantangan tersendiri dalam proses budidayanya. Salah satu faktor utamanya adalah perubahan iklim. Dalam satu dekade terakhir, suhu permukaan global mengalami kenaikan lebih dari 1°C. Hal ini menjadi tantangan besar bagi perkebunan dan pertanian.
2. Penyakit
Bukan sesuatu yang aneh di dunia pertanian atau perkebunan bahwa ada tantangan berupa penyakit pada tanaman. Bagi kopi, salah satu penyakit yang paling umum adalah penyakit Karat Daun Kopi yang disebabkan oleh jamur Hemileia Vastatrix.

Sumber: alchetron.com
Gejala awal yang terlihat adalah munculnya bintik-bintik kuning pada daun, yang kemudian berkembang menjadi kumpulan spora berwarna oranye berbentuk seperti buket di atas stomata daun. Penyakit ini bisa menyebabkan penurunan hasil panen hingga 35% dan berdampak pada epidemi yang berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.
Mengatasi Penyakit Karat Daun Kopi
Ada beberapa cara untuk mengendalikan penyakit karat daun kopi ini, di antaranya adalah:
1. Menghindari penanaman terlalu rapat
Demi mengurangi resiko kelembapan tinggi, penanaman tanaman kopi yang terlalu rapat harus dihentikan. Kita dapat menanam kopi dengan jarak 3×3 meter. Jika kelembapan berkurang, penyebaran jamur penyebab karat juga akan berkurang.
2. Pemberantasan gulma
Keberadaan gulma dapat menambah kelembapan di area sekitar tanaman. Pemberantasan gulma dapat dilakukan secara manual tanpa alat, maupun dengan alat tani seperti cangkul, sabit, dan lain-lain. Secara mekanis, dapat dilakukan juga penyiangan secara teratur untuk mengurangi kepadatan gulma, terutama pada fase awal pertumbuhan tanaman kopi.
3. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan tanaman dapat membantu meningkatkan sirkulasi udara di sekitar tanaman kopi dan di antara cabang-cabangnya. Contohnya, kita dapat secara rutin memangkas cabang-cabang yang sudah tua, lemah, dan terkena infeksi untuk menjaga kesehatan tanaman.
4. Pengendalian infeksi jamur
Pengendalian infeksi jamur dapat dilakukan dengan bantuan dari bakteri-bakteri baik seperti Trichoderma sp. dan Beauveria bassiana. Produk seperti pupuk organik Hayati Padat AZOTRENT, mengandung beragam jenis mikroorganisme positif seperti Rhizobium, Azotobacer, dan Bacillus, dapat memperbaiki tanah, dan berfungsi sebagai Bio Control yang juga dapat membantu mengendalikan penyakit Karat Daun.
Penutup
Menjaga tanaman kopi kita dari berbagai tantangan yang bisa muncul di sekitar perkebunan, adalah hal yang sangat penting. Salah satu yang bisa kita cegah dan bantu kendalikan adalah tentang penyakit kopi ini. Menggunakan pupuk organik BIO-TRENT dan AZOTRENT, selain dapat membantu pengendalian infeksi jamur pada kopi, juga dapat membantu penyuburan tanah dalam jangka panjang dan mmengurangi resiko tanaman terkena bahan-bahan kimia yang merusak.
Mari kita jaga perkebunan kopi dan nikmati hasilnya!
BACA JUGA