Indonesia adalah penghasil kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Indonesia menyumbang sebesar hampir 13% dari produksi kakao di dunia. Kakao yang ada di Indonesia berasal dari Amerika Selatan di kawasan Indian Aztec. Apa saja jenis-jenis kakao yang ada di Indonesia? Mari kita cari tahu.

Sumber: umkm.news
Jenis-jenis Kakao di Indonesia
1. Criollo
Kakao Criollo merupakan varietas cokelat langka yang memiliki dan dikembangkan di Indonesia. Jenis ini merupakan jenis kakao yang menghasilkan biji cokelat dengan mutu sangat baik sehingga dikenal sebagai cokelat mulia. Kakao ini memiliki rasa yang unik dan kompleks, tidak pahit, serta memiliki rasa seperti krim manis dengan sentuhan fruity, floral, herbal, woody, nutty, dan karamel. Namun, jenis ini memiliki hasil produksi yang rendah dan hanya menghasilkan sekitar 0,01% dari total kakao yang ditanam di dunia. Biji kakao Criollo memiliki warna putih hingga pink. Saat ini, salah satu daerah di Indonesia yang memiliki iklim paling tepat untuk Criollo adalah Jawa, tepatnya Jawa Timur.
2. Forastero
Kakao Forastero adalah jenis kakao yang paling banyak tersebar, mencakup sekitar 90% produksi kakao dunia. Kakao Forastero lebih banyak dibudidayakan karena lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki produktivitas yang tinggi. Biji kakao Forastero memiliki rasa yang sangat pahit dan sangat aromatik karena kandungan tanin yang tinggi. Varietas ini merupakan kelompok varietas terbesar yang mengalami budidaya. Forastero paling sering dan dapat kita temui di Afrika Barat, Indonesia, dan Brasil
3. Trinitario
Kakao Trinitario adalah kakao yang berasal dari persilangan antara Criollo dan Forastero. Tanaman Trinitario dapat menghasilkan biji kakao yang termasuk dalam kategori kakao mulia atau kakao lindak. Hampir sebagian besar tanaman kakao di Indonesia menggunakan jenis kakao Trinitario. Jenis kakao ini memiliki kualitas rasa seperti Criollo dengan ketahanan tanaman dan produktivitas yang tinggi seperti Forastero.
4. Kakao Edel
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII mengelola jenis kakao edel di perkebunan Kendeng Lembu, Glenmore. Selain cita rasanya yang terkenal fruity, spicy, dan sweet yang unik, pembudidayaan kakao edel juga tergolong intensif dan membutuhkan perlakuan khusus karena tanaman ini gampang terserang hama dan penyakit. Ini merupakan jenis kakao dengan kualitas terbaik yang dapat ditemukan di Banyuwangi, Indonesia.
5. Klon
Terdapat lima klon kakao yang dianjurkan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2014. Ini termasuk: ICCRI 03, ICCRI 04, Scavina 6, Sulawesi 1, dan Sulawesi 2. Mereka ini memiliki karakteristik unggul seperti produktivitas tinggi, kualitas biji optimal, dan ketahanan terhadap penyakit. Klon-klon ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kakao serta untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kakao di Indonesia.
Kesimpulan
Dengan adanya berbagai jenis kakao yang tumbuh dan kita budidayakan di Indonesia, berbagai cara juga perlu kita upayakan untuk menjaga tanaman kakao dari hama dan penyakit. Salah satunya adalah dengan menggunakan pupuk organik hayati. Pupuk BIO-TRENT dapat membantu merawat tanaman kakao untuk jangka panjang. Kita dapat menggunakan pupuk organik hayati BIO-TRENT Kakao dengan dosis 5 – 10 ml per pohon per 4 bulan untuk TBM dan TM. BIO-TRENT Kakao juga menuliskan informasi dosis penggunaannya pada kemasan produk. Selain BIO-TRENT, ada juga AZOTRENT, yaitu bentuk padat dari pupuk cair BIO-TRENT.
BACA JUGA
Produsen Kakao Terbesar di Dunia