Proses Produksi Kopi dari Kebun sampai Cangkir

Sekarang ini, kopi adalah salah satu minuman paling populer dan banyak orang konsumsi. Mulai dari kopi instan, kopi sachet, kopi take-away, kopi yang dijual di kafe, kopi dengan varian rasa, dan lain-lain. Bagaimana prosesnya sampai biji kopi dari kebun kopi bisa sampai di tangan kita dalam bentuk minuman yang menyegarkan di dalam cangkir?

Proses Produksi Kopi saat Penanaman

1. Penanaman dan Perawatan Kopi di Kebun

Perjalanan kopi dimulai dari penanaman benih kopi di lahan perkebunan. Kopi tumbuh optimal di daerah tropis dengan ketinggian antara 600 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut. Petani merawat tanaman kopi dengan telaten, memastikan tanah lembab dan tanaman terlindung dari sinar matahari langsung pada tahap awal pertumbuhan. Setelah sekitar 6-11 bulan (tergantung jenis kopi), pohon kopi mulai berbuah dan siap panen.

2. Pemanenan Buah Kopi

Buah kopi yang sudah matang biasanya bisa kita lihat dari buahnya yang sudah merah cerah atau kuning. Pemanenan bisa dengan cara manual maupun dengan mesin pemetik, tergantung skala produksi. Tahap ini sangat penting, karena tingkat kematangan kopi akan berpengaruh pada kualitas kopi nantinya.

Proses Produksi Kopi Pascapanen

3. Pengolahan Pascapanen

Setelah petani memetik buah kopi, mereka masih harus memisahkan biji kopi yang masih terbalut lapisan kulit dan buah. Ada dua metode untuk memisahkan biji dengan buah kopi, di antaranya: metode kering dan metode basah. Metode kering adalah dengan menjemur buah kopi di bawah sinar matahari hingga kering, biasanya selama beberapa minggu, sambil dibolak-balik untuk mencegah pembusukan. Metode ini menghasilkan rasa kopi dengan sentuhan buah-buahan. Sedangkan, metode basah pelaksanaannya bisa dengan mencuci dan mengelupaskan kulit serta lendirnya menggunakan mesin pengupas (pulper). Selanjutnya biji menjalani proses fermentasi dalam tangki air selama 12-48 jam untuk menghilangkan lapisan lendir. Setelah fermentasi, petani kembali mencuci biji kopi dan menjalani proses pengeringan.

4. Pengeringan Biji Kopi

Biji kopi yang telah terpisah dari kulit dan lendir akhirnya menjalani proses pengeringan hingga kadar airnya sekitar 11%. Pengeringan biasanya dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari di atas meja pengeringan atau lantai beralas. Pengeringan yang tepat penting untuk menjaga kualitas dan mencegah pembusukan.

5. Penggilingan dan Pemilihan Biji Kopi

Setelah kering, biji kopi masih memiliki lapisan kulit tipis (parchment). Proses penggilingan (hulling) biasanya dilakukan untuk menghilangkan lapisan ini. Selanjutnya, ada penyortiran biji kopi berdasarkan ukuran, berat, dan kualitas warna untuk memisahkan biji cacat. Meski tidak sering, ada juga proses pemolesan (polishing) untuk menghilangkan sisa kulit yang menempel.

6. Penyangraian (Roasting)

Biji kopi hijau (green beans) kemudian dipanggang menggunakan mesin roasting dengan suhu sekitar 200-290°C. Proses ini mengubah warna biji menjadi coklat, mengeluarkan aroma khas, dan membentuk rasa kopi melalui reaksi kimia seperti pyrolysis. Tingkat roasting (light, medium, dark) menentukan profil rasa dan aroma kopi yang keluar dari kopi.

7. Penggilingan Bubuk Kopi (Grinding)

Setelah itu, biasanya kita (konsumen) atau produsen akan menyangrai dan menggiling biji kopi sesuai tingkat kehalusan yang dibutuhkan berdasarkan metode penyeduhan yang akan digunakan, seperti espresso (halus), French press (kasar), atau drip coffee (sedang). Tekstur bubuk kopi sangat mempengaruhi rasa dan ekstraksi kopi saat penyeduhan.

8. Penyeduhan Kopi

Tahap akhir adalah tahap yang biasanya kita lakukan sebagai konsumen kopi. Terkadang, kita juga mungkin membiarkan kafe atau penjual kopi yang melakukan hal ini. Beberapa orang juga lebih senang melakukan penggilingan biji kopi sendiri di rumahnya dengan membeli biji kopi dan alat penggilingnya.

 

Secara keseluruhan, kita bisa melihat bahwa proses pembuatan kopi dari awal sampai ke tangan kita tidaklah mudah dan cepat. Kita pasti juga bersyukur bahwa Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar di dunia! Untuk ini, kita mau menjaga tanaman kopi kita dan merawatnya agar dapat tumbuh dengan baik.

 

Penutup

Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang ramai dan memiliki permintaan yang tinggi karena terus meningkatnya popularitas kopi, kita harus menjaga dan mengolah perkebunan kopi dengan baik. Belum lagi, Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Kita pasti mau menjaga hal baik ini. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan memilih pupuk yang tepat dan bermanfaat bagi tanaman kopi serta tanah secara berkepanjangan. Pupuk organik hayati BIO-TRENT Kopi memiliki kandungan Rhizobium sp., Azotobacter sp., Streptomycetes sp., dan mikroorganisme positif lainnya yang dapat membawa manfaat bagi tanaman dan tanah perkebunan.

Pupuk BIO-TRENT Kopi dapat berperan dalam merombak bahan organik yang ada di tanah, sebagai penyedia hara, penyedia hormon tumbuh, dan membantu mengendalikan penyakit. Untuk hasil yang terbaik dan tercepat, dosis pemakaiannya dapat aplikasikan 4 kali setahun dengan total aplikasi 20 – 28 liter/ha/tahun. Dosis lengkap pemakaiannya dapat dilihat pada kemasan masing-masing botol BIO-TRENT Kopi.

Silakan pesan BIO-TRENT Kopi atau AZOTRENT Kopi (versi pupuk padat) sekarang melalui akun Shopee resmi PT. Biosindo Mitrajaya atau hubungi Customer Service BIO-TRENT / PT Biosindo Mitrajaya melalui WhatsApp untuk memesan dalam jumlah besar.

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
PRODUK UNGGULAN

Konten Terbaru Lainnya

Hubungi Kami Untuk Dapatkan Penawaran Terbaik

Punya pertanyaan atau ingin melakukan konsultasi lebih lanjut terhadap kebutuhan Anda saat ini? Hubungi kami untuk mendapatkan layanan konsultasi profesional tanpa biaya sekarang juga

× Konsultasi