Saat ini komoditas udang banyak dicari-cari oleh masyarakat. Selain untuk masyarakat setempat yang mengonsumsinya, secara global, banyak yang mencari dan memperdagangkan komoditas udang. Indonesia memiliki banyak tambak udang di tempat-tampat yang berbeda di seluruh negeri. Tapi, yang mana kah yang paling besar? Berikut ini, mari kita bahas yang mana saja yang termasuk 7 tambak udang terbesar di Indonesia.

7 Tambak Udang Terbesar di Indonesia
1. BUBK Kebumen Jawa Tengah
Pemerintah meresmikan BUBK (Budidaya Udang Berbasis Kawasan) Kebumen pada 9 Maret 2023 di lahan seluas 100 hektare. Mereka telah membangun 149 petak tambak di area seluas 60 hektare. Tambak ini mampu menghasilkan 40 ton udang per hektare per tahun, sehingga total produksinya hingga kini dapat mencapai sekitar 240 ton per tahun dari lahan yang sudah dimanfaatkan.
2. Tambak Udang Lombok
Budidaya perikanan, khususnya udang, menjadi unggulan di Pulau Lombok. Di Lombok, sekitar 339,3 hektare telah dimanfaatkan untuk budidaya udang dan tambak garam. Tambak udang di Lombok mampu menghasilkan sebanyak lebih dari 200 ton udang vaname dalam satu siklus panen.
3. Tambak Udang Bali
Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali, memprioritaskan sektor perikanan, terutama dalam budidaya udang. Hampir semua petambak membudidayakan udang secara ekstensif atau tradisional. Para pembudidaya telah mengelola perikanan di lahan seluas 403 hektare, tetapi ini sudah termasuk budidaya udang.
4. Tambak Udang Situbondo
Luas tambak udang di Kabupaten Situbondo mencapai total sekitar 1.246,66 hektare. Total luas tersebut termasuk tambak intensif 758,76 hektare, semi intensif sebesar 160 hektare, dan tambak tradisional 345,4 hektare. Komoditas udang vanamei adalah yang paling utama dibudidayakan di Situbondo.
5. Tambak Udang Cirebon
Dikenal sebagai kota udang, Kota Cirebon memiliki luas total tambak udang dan kolam darat sebesar 7.500 hektare. Sebagian besar dari area tersebut digunakan untuk budidaya air payau seperti udang vaname.
6. Tambak Udang Lampung
Tambak udang Bumi Dipasena yang terletak di Lampung mencakup area seluas 6.800 hektare dan menjadi salah satu sentra produksi udang terbesar di Indonesia. Dengan menerapkan teknologi MSF, petambak di Tambak Dipasena mampu menghasilkan udang vaname dengan produktivitas mencapai 28-30 ton per hektare dalam masa pemeliharaan 90 hari.
7. Tambak Udang Waingapu NTT
Pembangunan tahap awal tambak udang Waingapu yang baru saja selesai pada September 2024 lalu dengan luas 500 hektare. Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Sumba Timur untuk membangun 1.800 hektare tambak sebagai targetnya.
Penutup
Udang adalah produk laut yang paling banyak diperdagangkan di dunia, dengan nilai ekspor global yang mencapai $30 miliar lebih per tahunnya. Hal ini dapat terjadi karena udang dan ikan telah menjadi sumber protein utama bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Maka, usaha tambak udang di Indonesia juga mempergunakan kesempatan ini untuk menjalankan usaha tambak udang secara luas dan besar-besaran.
Karena banyaknya tambak udang yang ada di Indonesia, BIO-TRENT menyediakan BIO-TRENT PLUS sebagai solusi cerdas budidaya tambak. Produk ini dapat bekerja sebagai obat bagi ikan dan udang hingga menjadi mengurai kotoran udang atau ikan. Hal ini dikerjakan oleh bakteri-bakteri baik yang terdapat di dalam BIO-TRENT PLUS. Proses kerja bakteri di dalam BIO-TRENT PLUS tidak merugikan komoditas udang dan ikan yang berada di dalam tambak, melainkan membantu mengeliminasi bakteri patogen dalam tambak dan meningkatkan presentase kehidupan udang.